Wilayah Hutan Mangrove Tarakan seperti itu asri. Berhiaskan pohon-pohon yang tumbuh sudah lama mengiasi wilayah ini. Pengunjung bisa berjalan-jalan sambil merasakan asrinya hutan bakau sambil diiringi tarian menawan kera bekantan di pohon-pohon hutan mangrove. Daerah liburan Hutan Mangrove menjadi salah satu daerah unggulan di Tarakan sebab betul-betul adem, terawat, dan masih natural. Menariknya, kecuali menjadi obyek liburan, wilayah Hutan Mangrove ini juga menjadi paru-paru Simpanse Tarakan, serta sebagai pelindung dari pengikisan air laut.

Kawasan Hutan Konservasi yang Menyejukan

Untuk menelusuri hutan ini, pengunjung dapat berjalan menapaki kayu ulin berbentuk jembatan panjang di wilayah Hutan Mangrove. Pengunjung juga dapat berjumpa dengan satwa endemik, yaitu bekantan. Sejenis simpanse langka khas Kalimantan yang betul-betul dilindungi. Tidak cuma itu saja pengunjung malahan bisa menyaksikkan aneka flora yang menghiasi wilayah hutan mangrove ini. situasi alam yang seperti itu asri betul-betul elok untuk dipandangi apalagi rindangnya mangrove namapk selaras berpadu dengan aneka vegetasi yang lainnya.

Baca Juga : Keraton Kadariah, Istana Kesultanan Kaya Sejarah di Kalimantan

Dan yang spesialnya lagi, pada dikala berada di zona hutan ini pengunjung bisa menyaksikan beragam pohon-pohon yang mayoritas sudah berumur puluhan malahan ratusan tahun lamanya.

Lokasi Hutan Mangrove Tarakan
Wilayah Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) atau lebih lazim diketahui sebagai Hutan Mangrove Tarakan, berada di Jalan Gajah Mada, Tarakan, Kalimantan Utara.

Wilayah Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) ini berlokasi di jantung kota, membikin wilayah liburan ini gampang untuk ditemukan oleh para pengunjung yang hendak mengunjungi wilayah ini.

Rute Menuju Hutan Mangrove

Jalan Hutan Mangrove juga betul-betul gampang dijangkau, sebab masih terhitung berada di sentra kota Tarakan ini.

Lokasi ini malahan berdekatan dengan rumit Pasar Gusher yang menjadi sentral bisnis perekonomian Simpanse Tarakan.

Pengunjung bisa memakai kendaraan sewa maupun kendaraan lazim seperti angkutan kota dan cuma memakan waktu sekitar 5 menit saja.

Jam Buka Hutan Mangrove Tarakan
Lokasi konservasi sekalian liburan di tengah kota Tarakan ini buka dari jam 09.00 sampai 17.00.

Apabila berharap memperhatikan Bekantan dalam jarak dekat, dapat datang dikala waktu pemberian makanan tambahan. Adalah jam 09.00-10.00 atau makan petang jam 15.00. Di luar jam itu, mereka lebih bergembira ngumpet di pohon-pohon.

Karcis Hutan Mangrove Tarakan
Untuk masuk ke wilayah konservasi di tengah kita ini, pengunjung dipinta membayar karcis masuk sebesar Rp 5000.

Fasilitas Hutan Mangrove Tarakan
Salah satu fasilitas yang paling kelihatan tentu saja berupa jalan setapak menyerupai jembatan kayu yang membelah wilayah hutan. Kemudian, Ada juga mushola yang dibangun di tengah-tengah sejuk wilayah hutan.

Daya Tarik Hutan Mangrove

1. Hutan Mangrove
Zona Hutan Mangrove Tarakan memiliki zona yang luasnya sekitar 21 hektar. Menariknya, kecuali menjadi obyek liburan, wilayah hutan mangrove ini juga menjadi paru-paru kota Tarakan serta sebagai pelindung dari pengikisan air laut. Hutan Mangrove Tarakan adalah habitat natural pohon-pohon bakau serta fauna khas Tarakan. Malah, Hutan Mangrove Tarakan juga diciptakan lab hidup oleh para peneliti bagus dari dalam ataupun dari luar negeri. Sementara itu, zona hutan ini malahan udaranya cukup yang dapat membikin Hiruk pikuk dan panas Simpanse Tarakan sirna. Kemudian, jalan setapak dari kayu ulin berbentuk jembatan panjang akan mendampingi pengunjung menjelajahi zona hutan.

2. Bekantan
Hutan Mangrove Tarakan dihuni oleh sekelompok Bekantan. Satwa pemalu yang acap kali disebut “Sekarang Belanda’ sebab berhidung mancung. Satwa ini didatangkan dari Kecamatan Segah, Kabupaten Berau. Lazimnya di lokasi ini dihuni sekitar 37 ekor Bekantan. Makanan autentik Bekantang merupakan pucuk daun mangrove tertentu maupun pucuk bakau yang tumbuh subur di KKMB. Kemudian, bekantan di KKMB juga dikasih makanan tambahan berupa pisang kepok yang dijalankan pada pagi dan petang hari.

Beberapa, bekantan akan mendatangi zona pemberian makan sekitar jam 09,00 dan 15,00 Wita. Tingkah laku bekantan cukup unik sehingga bisa menjadi tontonan yang cukup menghibur. Tetapi dari mereka akan makan dulu sementara yang lainnya mengawasi zona sekitar.

Pada dikala jam makan, terbukti pengunjung dapat memperhatikan dari jarak cukup dekat. Maka betapa bagusnya jangan terlalu dekat seandainya hendak memfotonya. Di Indonesia, bekantan adalah satwa yang dilindungi. Estetika dari itu, tiap pelanggar akan dipidana dengan kurungan paling lama 5 tahun dan denda Rp100 juta.

3. Panorama Kecuali
Pesona KKMB memang bukan cuma kera belandanya, panaroma alam laut dan hutan mangrove yang dinamis juga betul-betul nikmat untuk diamati dan tentu saja seluruh kekayaan flora dan faunanya. Pada dikala air surut, estetika pohon bakau akan terlihat dari pucuk pohon hingga ke akar-akar tunjang yang mencengkram tanah berlumpur. Di sisi lain, bekantan dan simpanse ekor panjang terlihat bermain di antara pohon-pohon bakau sambil mencari makanan.

Berikutnya itu gundukan-hundukan tanah yang adalah rumah kepiting malahan dapat ditemui kala berada di sini. Kepiting tang tinggal di sekitar aliran sungai di tengah hutan ini mempunyai warna yang cukup bervariatif. Tak, pengunjung malahan dapat menyaksikan salah satu ikan unik yang lazim disebut dengan ikan gelodok atau tempakul mondar mandir. Tidak jarang ikan ini mengeluarkan suaranya yang khas yaitu klok-klo-klok yang cukup keras sehingga mewujudkan suasana khas pesisir.

4. Fauna Lumpur

Tak pada dikala air mulai pasang, pengunjung bisa menyaksikan ular-ular laut berenang, ikan, serta beragam satwa laut yang menampakan dirinya di waktu-waktu tertentu. Waktu ini malahan adalah dikala yang ideal bagi pengunjung yang hendak menangkap kepiting tradisional dengan ambau. Ambau adalah sejenis jebakan kepiting yang wujudnya cukup simpel namun praktis. Kemudian, kalau air kembali naik pohon-pohon mangrove yang tumbuh akan nampak seakan berada di tengah laut sebab terendam